Jumat, 02 Oktober 2009

Dira... (Saat Semuanya Terlambat)

Mendengarkan lagu-lagu yang sedang terputar di playlist ini mengingatkan aku akan sesuatu yang semakin hari semakin ingin kubuang jauh-jauh semua kenangan menyakitkan itu, tak terasa sudah dua tahun lalu kejadian menyakitkan itu terjadi padaku, aku seakan masuk kedalam lubang hitam yang dalam dan gelap, dia berjalan meninggalkanku atau bahkan dengan sengaja menjatuhkan aku kedalam lubang itu. Saat itu yang kupikirkan hanya Ketegaannya, kemunafikannya, kejahatannya! Aku yang dijanjikan akan sesuatu yang manis dibiarkan begitu saja menelan semua kegetiran yang semuanya hanya kebohongan semata.

Hari semakin malam, mataku tetep belum terkantuk, tapi aku tidak ada inspirasi lagi untuk mengerjakan semua tugas-tugas yang sudah dikejar deadline. Pikiran itu tetap merasukiku dan membuat semua peredaran darahku berjalan lambat dan badanku terasa malas untuk mengerjakan semua hal yang harusnya bisa kuselesaikan malam ini. Otakku tidak mampu untuk berpikir normal lagi. Semuanya hal absurd itu selalu bermain-main dikepala ku. Aku berharap hal seperti ini segera berakhir. Aku tak ingin lagi otakku selalu saja di penuhi dengan pikiran yang tidak sempurna seperti ini. Aku ingin tenang melepaskan semuanya tanpa dendam, tapi alangkah munafiknya jika aku tidak ingin membalas sakit hati ini.

Notifikasi IM ku berbunyi lagi menandakan ada pesan baru di Email ku, hanya notifikasi dari social network yang kupunya. Aku malas untuk membukanya, aku masih sibuk dengan pikiran-pikiran itu, tapi rasa penasaranku dengan notifikasi itu akhirnya aku login juga.

Terdapat 2 buah pesan baru di inbox dan 5 friend requests. Kubuka dengan tab yang berbeda. 5 friend requests, yang kuamati terlebih dahulu apakah aku mengenalinya atau tidak, salah satu permintaan itu langsung membuat dadaku berdebar kencang! Aku tak percaya itu adalah salah satu orang yang menjatuhkan aku sampai aku sulit untuk berdiri kembali! Pikiran ku yang daritadi selalu mengingatnya dan sekarang dia ingin menjadikan aku salah satu orang yang berada di friendlistnya.
Segera ku confirm dan ku buka profilnya, engaged with... !!! sial! Apa maksudnya ini? Dia ingin kembali menjatuhkan aku atau apa! Segera ku close tab itu, dan aku melihat message yang terdapat di inbox.

Salah satu nya terdapat dari dia! Kenapa harus dia?! Pikiranku semakin kacau, aku menyesal kenapa aku harus login malam ini, yang seharusnya malam ini bisa kuhabiskan untuk mengerjakan tugas-tugas yang sudah menumpuk dan deadline yang makin dekat.

Segera kubaca message itu:
Hai Dira, apa kabar? Lama tidak bertemu dengan kamu. Maaf atas semua kesalahan ku, tapi aku tidak pernah bisa untuk kembali lagi seperti apa yang pernah aku ucapkan dulu, aku tak pernah bisa memenuhi semua janjiku, aku hanya seorang lelaki yang tidak pernah pantas untuk kau miliki. Kau terlalu baik untuk orang seperti aku.
Aku menyadari semua kesalahanku. Tapi tolong untuk kali ini jangan kau ganggu kembali hubunganku dengan dirinya, aku tidak ingin kehilangan dia. Aku sangat menyintainya. Biarlah kejadian yang dulu tetap bisa kau simpan rapat-rapat. Itu terjadi antara kita berdua.
Dulu aku memang menyintaimu sepenuh hati, tapi rasa itu berubah aku tidak pernah bisa lagi untuk melakukan hal itu kepadamu.maafkan aku.
-Randa-

Sial!!! Apa maksudnya?! Air mataku hampir keluar, apa yang dia lakukan! Apa maksudnya? Apakah dia ingin semuanya aku yang menanggungnya? Apakah kalau seperti ini semuanya pure kesalahanku? Yah memang benar semuanya ini kesalahanku semata, aku yang tidak pernah pintar untuk menjaga diriku. Tapi dia juga turut andil dalam hal ini! Apakah ini yang namanya tanggung jawab seorang laki-laki yang dianggap semua orang almost perfect?!

Kucoba untuk tidak pernah mengingat laki-laki busuk itu. dengan penuh amarah kubalas message itu.

Jangan pernah tanyakan sebuah kabar baik dariku lagi! Benar semua memang harus berakhir dan ditutup rapat-rapat! Karena akan sangat menyakitkan jika diingat berulangkali! Benar ini murni kesalahanku, aku yang tak pintar untuk menjaga diri dan aku yang terlalu bodoh untuk kau bohongi, terserah kau mau dengan siapa, itu bukan urusanku! Yang aku sesalkan adalah pandangan orang terhadapmu yang menganggap bahwa kau adalah orang yang sempurna, tidak memiliki kesalahan sedikitpun! Padahal kau adalah laki-laki yang tidak pernah bisa bertanggungjawab atas semua perbuatan yang kau lakukan! Aku tidak akan merusak hubungan orang lain seperti kau merusak tubuhku, kau merusak rahimku, kau merusak semua masa depanku sampai aku takut untuk mencari orang lain yang mau menerimaku apa adanya, kau membuat aku dibuang dari keluarga besarku,really i’m speechless now! Memang semua terserah padamu apapun yang ingin kau lakukan itu urusanmu.

Segera ku kirim message itu. Benar aku sangat marah, aku membencinya sekarang, entah apa yang harus aku lakukan lagi dengan keadaanku sekarang. Aku harus berbuat apa aku pun tak mengerti.

Hal yang paling menyakitkan dalam hidupku adalah dua tahun yang lalu, benar itu dua tahun yang lalu saat aku kehilangan semuanya, dan aku hampir bunuh diri karena itu. aku kehilangan keperawananku, aku menggugurkan kandunganku, aku harus merelakan kalau ternyata efek dari menggugurkan itu membuat rahimku rusak, dan aku harus terbuang dari keluargaku, aku mulai hidupku dengan sendiri mencari pekerjaan dan berusaha untuk save dilingkungan luar dengan sendiri, dan saat itu dia tidak pernah lagi menginginkan kehadiranku. Sakit! Ya memang sakit tapi itulah yang kurasakan sampai sekarang. Entah sampai kapan ini akan terus terjadi. Setidaknya aku berusaha untuk tetap hidup sampai waktu itu menjemputku, saat maut itu menjemputku aku akan sendirian, tidak di keluargaku, tidak bersama orang-orang yang menyintaiku.

September 2009 degan segenap rasa sakit,
----Dira Asti Pramita---

“Randa,” Lutfi menepuk pundakku mengejutkan aku yang masih dipenuhi semua rasa bersalah.

“Aku bener-bener menyesal Fi” ucapku menunduk.

“Semuanya terlambat Randa, apa yang harus kau sesalkan lagi?” Lutfi melihatku sinis.
“Dira selalu cerita masalah kalian kepadaku. Jujur aku sangat kecewa denganmu, tapi bagaimana lagi semuanya mesti aku tutupi, sampai akhirnya dia benar-benar di panggil Tuhan sendirian, didalam kamar sempit yang mungkin sudah 3 hari membusuk didalamnya. Kanker rahim itu berhasil mengakhiri penderitaan hidupnya. ” Aku melihat mata Lutfi berkaca-kaca.

“Fi, aku...”

“Da, kamu gak akan pernah tau bagaimana penderitaannya, yang kamu tau hanya kesenagan sesaat saja.”

“Jujur aku sangat menyesal Fi” Aku tertunduk menatap pusara yang berada di hadapanku bertuliskan Dira Asti Pramita.

“Itu hanya sebagian kecil yang pernah ditulisnya dalam catatan perjalanannya, dia memang menyesal melakukan hal seperti itu, tapi setidaknya dia memiliki tanggungjawab atas dirinya sendiri setelah itu. mungkin sekarang keluarganya tidak mengakuinya lagi, tapi dia berusaha untuk menunjukan ketabahannya.”

Aku hanya terdiam mataku sedikit nanar, tak bisa aku pungkiri semuanya memang benar sudah terjadi, Dira Asti Pramita, seorang wanita yang pernah aku buang saat semuanya sudah aku raih, saat itu aku sadar aku bisa mendapatkan semuanya dengan mudah.

Mungkin Tuhan ingin menghukumku, dengan keadaan seperti sekarang ini siapa lagi yang ingin bersamaku? Prita? Orang yang selalu ada untukku, sampai tiba saatnya aku cacat seperti ini dan dia pergi meninggalkan aku dengan laki-laki lain yang jauh lebih sempurna dariku.

Selamat Jalan Dira, semoga kau mendapatkan ketenangan disana. Aku menunduk sambil menatap lekat pusara yang tanahnya masih basah dan mungkin tak akan pernah dikunjungi oleh keluarganya.

1 komentar: